thumb

RSUD SSMA Berbagi Informasi Waspada Bahaya Gorengan bagi Kesehatan

PONTIANAK - Gorengan adalah makanan sejuta umat yang mempunyai citarasa gurih, renyah, harganya terjangkau, dan mudah ditemukan mulai dari angkringan, warteg, snack hajatan, atau bahkan suguhan di rumah tetangga. Tak heran jika makanan ini jadi favorit banyak orang, mulai dari tempe goreng, bakwan, pisang goreng, ubi goreng, hingga tahu isi. 

Gorengan dapat menjadi menu tambahan yang baik bagi tubuh, namun dibalik  kelezatannya, gorengan juga dapat menjadi bahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. 


Ditengah kekhawatiran masyarakat terhadap bahaya gorengan, RSUD SSMA hadir untuk menjelaskan bahaya gorengan bagi kesehatan, dan memberikan solusi agar gorengan tetap menjadi makanan yang lebih sehat tanpa mengorbankan citarasa, Selasa (27/05/2025).


Penyuluh Daryati, S.KM mengatakan bahwa Kandungan gizi pada gorengan dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan dan cara penggorengannya. Secara umum, gorengan cenderung tinggi lemak dan kalori. Sementara serat, vitamin, dan mineral seringkali rendah. Gorengan umumnya mengandung lemak jenuh yang tinggi. Lemak ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jika dikonsumsi secara berlebihan.

“Selain mengandung lemak, gorengan juga tinggi akan kalori. Konsumsi kalori yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Tidak sedikit orang yang mengalami obesitas dikarenakan makan gorengan yang berlebihan,” tuturnya.

Sedangkan balutan tepung pada gorengan mengandung karbohidrat, apabila dikonsumsi berlebih maka akan menyebabkan penambahan berat badan, serta meningkatkan risiko terjadinya Diabetes melitus.


Ia menegaskan, bahaya makan gorengan lainnya yang juga tidak bisa diremehkan adalah meningkatkan risiko terkena kanker, termasuk kanker usus besar. Bahaya ini bisa muncul akibat zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.


Oleh karena itu untuk mengurangi risiko bahaya gorengan, Daryati menyarankan menggganti minyak goreng dengan jenis minyak yang lebih sehat seperti zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat. Tidak disarankan untuk menggoreng makanan dengan  menggunakan  minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen dan minyak bunga matahari. 

 
Selain mempertimbangkan penggunaan minyak, kontrol porsi adalah hal penting. Tidaklah baik untuk mengkonsumsi tiga gorengan sekaligus di waktu yang berdekatan. Selain memicu obesitas juga dapat berakibat fatal pada kesehatan lambung dan kondisi kolesterol.

Gorengan memang menggoda, tetapi jika dikonsumsi terlalu sering bisa membahayakan kesehatan. Dengan memilih alternatif sehat, tetap bisa menikmati makanan lezat tanpa mengorbankan tubuh kita. “Yuk, mulai gaya hidup sehat dari pilihan makanan kita sehari-hari!,” ajaknya. (PKRS-humas/rsudssma)